Gila, Jumlah Gerainya Segini, Pantas Banyak yang Buka Mixue

es krim mixue

Mixue saat ini menjadi salah satu waralaba yang viral karena bermunculan cabang-cabangnya di setiap tempat di sudut kota. Bahkan saking masifnya, kemunculan Mixue di internet melahirkan meme "dimana ada ruko mangkrak di situ tidak lama akan muncul Mixue".

Memang, kehadiran Mixue saat ini benar-benar menjadi pusat perbincangan di kalangan masyarakat. Banyak yang heran dengan fenomena antrian yang mengular hanya sekedar untuk mendapatkan secangkir es-krim. Dan bisa ditebak, akhirnya muncul analisa-analisa kenapa Mixue bisa semasif itu pertumbuhannya.

Sejarah Berdirinya Mixue

Founder Mixue dikenal bernama Zang Hongchao. Sebelum ia mendirikan Mixue, ia adalah seorang pegawai gerai es serut di sebuah tempat di provinsi Henan, Tiongkok. 

Ia bekerja paruh waktu sambil menyelesaikan studinya. Kemudian setelah menyelsaikan studi, ia memutuskan untuk mencoba bisnisnya sendiri dengan modal 4000 Yuan atau setara 8 juta dari neneknya

Hongchou mencoba mendirikan bisnis es serut juga. Dengan keterbatasan modal, Hongchao mencoba memodifikasi mesin serut sendiri untuk menunjang bisnisnya. Dan ternyata berhasil, sehingga ia bisa memperbesar keuntungan dengan rata-rata 100 Yuan per hari.

Namun sayang, bisnis es selalu terkendala musim. Tidak banyaknya pembeli di musing dingin menyebabkan bisnis Hongchao terpaksa gulung tikar. Namun, ia termasuk orang yang gigih dan tidak mudah menyerah. Tahun 1999 ia pun mencoba menjalankan bisnisnya kembali degan nama baru, Mixue.

Cukup lama Hongchao bertahan dengan bisnisnya tersebut sampai pada tahun 2006, bisnisnya diterima baik di masyarakat. Sehingga pada tahun 2007 Hongchou memutuskan membuka waralaba untuk Mixue tersebut. Sampai tahun 2008, gerai Mixue mencapai 180 unit tersebar di provinsi Henan tersebut.

Pada suatu momen Olimpiade Beijing tahun 2008, muncul es krim viral dari Jepang berbentuk obor. Saking viralnya, es krim tersebut harganya naik, dari yang awalnya 2 Yuan menjadi 20 Yuan. 

Melihat fakta tersebut, Hongchou melihat peluang bisnis, dimana saat es krim dimodifikasi entah itu rasa ataupun bentuknya dan viral, maka potensi keuntungan pun semakin melimpah.

Berangkat dari fakta tersebut, Hongchou memutuskan untuk membuat formula baru pada es krimnya yang memungkinkan ongkos produksinya lebih murah, namun memiliki penampakan yang sama dengan es krim berbentuk obor tersebut. Di saat es krim lain memiliki harga 10 sampai 20 Yuan, es krim Mixue malah bisa menjual dengan harga 2 Yuan.

Tentunya hal ini membuat Hongchou kebanjiran order. Semua gerainya yang kebetulan sudah berjumlah ratusan pada tahun itu, membuat banyak yang antusias untuk mengantri hanya untuk membeli es krim buatannya tersebut.

Akhirnya memontum itu menyebabkan bisnis Hongchou berkembang dengan pesat dan secara resmi pada tahun 2008 Mixue resmi menjadi perusahaan

Mixue berhasil meraup keuntungan 6.5 Milyar per tahun, dan meroket menjadi 20 milyar di tahun 2021. Mixue mulai expansi besar-besaran ke sejumlah negara seperti Vietnam, Malaysia, Singapore dan juga Indonesia.

Mixue tak salah memilih Indonesia sebagai strategi memperbesar pertumbuhannya, mengingat Indonesia merupakan pasar minuman boba terbesar se-Asia Tenggara dengan market share 43,7% senilai 1,6 milyar US Dollar atau setara 24 trilyun Rupiah. sedangkan pasar kedua adalah thailand senilai 749 juta US Dolar, dan Vietnam menyusul dengan kisaran nilai 362 juta US Dolar

Pada tahun 2021 tersebut jumlah gerai Mixue sudah mencapai 21.582 gerai, tersebar di berbagai negara. Jumlah tersebut mengukuhkan Mixue sebagai brand dengan gerai terbanyak ke lima di atas Burger King dan Domino Pizza.

Di Indonesia sendiri, ada lebih dari 692 cabang yang tersebar di berbagai provinsi, dengan jumlah paling banyak berada di Jawa Barat sejumlah 189 gerai, Jawa Timur 114 unit dan Jawa Tengah 113 unit.

Pantas saja banyak yang membeli waralana Mixue, gak cuman laris, tapi keuntungannya juga menggiurkan.

Baca Juga:

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama