Saat kita memiliki banyak uang, tentunya kita tidak ingin uang kita tersimpan begitu saja. Jika sejumlah uang yang kita miliki bisa kita putar, dan dalam tempo tertentu menghasilkan uang untuk kita, tentunya kita sudah membuat uang bekerja untuk kita.
Bagaimana Cara Uang Bekerja untuk Kita?
Yang dimaksud dengan uang bekerja untuk kita adalah uang tersebut kita investasikan ke suatu investasi dimana investasi tersebut memiliki masa atau jatuh tempo, dan imbal hasil tertentu.
Contohnya, saat kita menyimpan uang di bank, kemudian setiap bulan ada sejumlah kecil uang yang masuk ke rekening kita. Maka uang yang masuk tersebut adalah imbal hasil yang kita dapat dari bank. Bank memberikan imbal hasil tersebut karena kita sebagai pemilik uang telah mempercayakan bank untuk menyimpan uang kita. Dan bank memutarkan dana dari sekian banyak nasabahnya pada suatu produk kredit, dan perolehan keuntungannya dibagi antara bank untuk membiayai operasionalnya dan kita selaku pemilik uang.
Tentunya sejumlah uang yang diberikan oleh bank pada tabungan kita bernilai kecil karena bank juga harus mempersiapkan resiko, apabila kreditor yang dipinjami modal oleh bank, terjadi gagal bayar ke bank. Selain itu, karena produk tabungan sendiri termasuk model investasi liquid. Artinya bisa sewaktu-waktu ditarik atau dicairkan oleh kita selaku pemilik uang. Tentunya saat itu terjadi, maka bank memindahkan resiko dari modal nasabah, ke modal bank. Karena modal dari nasabah berkurang karena kegiatan likuidasi tersebut.
Apa itu Investasi?
Meski menabung termasuk kegiatan investasi, namun dalam prakteknya menabung tidak pernah dimasukkan dalam instrumen investasi. Atau setidaknya, tidak dikategorikan dalam kelompok investasi yang memiliki resiko.
Jadi dengan kesimpulan tersebut investasi bisa diartikan sebagai sebuah kegiatan menanam modal pada satu atau beberapa instrumen investasi yang memiliki resiko, jatuh tempo, dan imbal hasil yang jelas.
Apa itu Instrumen Investasi?
Instrumen investasi itu adalah sistem yang akan mengelola modal yang ditanamkan oleh para investor (pemilik modal), dimana sistem tersebut diketahui dan diijinkan oleh pemerintah untuk beroperasi.
Sistem ini bisa berupa perusahaan, bisa juga berupa manajer investasi. Contoh instrumen investasi seperti saham dan surat hutang negara. Contoh manajer investasi adalah reksadana.
Baca Juga:
